Bung Hardian,
saya menyarankan agar bung Hardian ambil saja beasiswa tersebut, lalu dengan segala cara yang mungkin mengusahakan agar keluarga anda (istri & anak?) bisa menyusul ke Eropa secepatnya.
Tolong pertimbangkan sejujur-jujurnya pada diri anda sendiri, sanggupkah bung bertahan tanpa keluarga di negeri asing sendirian selama berbulan-bulan? Jika bung percaya pada ketahanan mental anda pribadi, jangan tolak kesempatan ini! Jika ternyata bung belum sanggup (Bung Hardian yang belum sanggup, atau keluarga bung yang belum sanggup melepas bung? Jujur saja, keluarga saya juga berat sekali melepas saya sendirian ke negara maju, tetapi mereka mengerti bahwa saya tidak akan berkembang jika terus tinggal di Indonesia), tentu keluarga harus didahulukan saat ini dan mungkin di masa YAD bung bisa mencoba lagi dari awal.
Saya mengerti keluarga bisa jadi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan studi kita di luar negeri. Kalau sedang sangat frustrasi karena kangen dengan keluarga di tanah air, saya bisa depresi berat sampai tidak semangat melakukan apa pun berhari-hari. Hanya berbaring-baring saja dengan tatapan hampa, tidak makan, tidak minum (satu teman saya dari Afrika malah sampai tidak tidur berhari-hari dan mabuk-mabukan setiap malam karena kelewat kangen sama istri!). Untungnya ini jarang sekali terjadi, tetapi tentu akan sangat signifikan pada reputasi akademik jika terus berlarut-larut.
Di sisi lain, harap dipertimbangkan juga banyak orang yang bersedia berkorban banyak hal untuk bisa menuntut ilmu keluar negeri, dan seperti yang telah disampaikan oleh rekan-rekan beasiswa, peluang mereka bisa jadi tertutup jika Bung Hardian mundur di saat2 terakhir. Saya tentu tidak menyalahkan jika bung memutuskan mundur karena mendahulukan keluarga, tetapi sungguh keterlaluan jika rekan-rekan lain (atau Indonesia secara umum) yang sama sekali tidak tersangkut-paut dengan keluarga bung akhirnya dipersulit, dikurangi jatah beasiswanya, atau diblack-list sekalian.
Mohon maaf jika pendapat saya menyinggung perasaan bung, tetapi hidup ini memang soal pilihan, kan?
Jabat erat,
Frank
--- In beasiswa@yahoogroups.com, Hardian Prabianto <hardian.prabianto@...> wrote:
>
> Dear milister,
>
> Perkenalkan saya Hardian, mahasiswa S2 ITB.
> Beberapa bulan lalu saya mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus, skema
> 'Mobility for Life'...
> Prinsipnya beasiswa ini berasal dari EM dan ditujukan untuk pertukaran
> pelajar (guest student) antar universitas.
> Saya mendapatkan kesempatan belajar di Aalborg Univ. Denmark, selama 10
> bulan --dan statusnya saya sudah confirm.
> Saya tidak mendapatkan gelar tapi diberikan sertifikat yang menginformasikan
> saya lulus mata kuliah yang diikuti di sana.
>
> Beberapa minggu lalu saya telah mengurus berbagai hal seperti visa, tiket
> dan dipastikan saya tinggal berangkat saja.
> Karena banyak lain hal, terutama keluarga, saya jadi agak berat untuk
> meninggalkan keluarga di Indonesia.
> Hal ini baru terjadi beberapa hari ini. Akhirnya saya berencana (masih
> rencana) untuk membatalkan kepergian.
>
> Di milis ini saya ingin bertanya, apakah dari teman2 ada yang pernah
> membatalkan kepergian H-14...
> Kemudian apa konsekuensi yang kira2 saya terima, apakah saya akan di
> blacklist oleh EM, atau ada hal2 yang lain.
> Sungguh saya sendiri tidak bermaksud memainkan beasiswa ini... saya lakukan
> ini semata2 karena saya berat meninggalkan keluarga.
>
> Sebagai tambahan informasi, saya pribadi tidak keberatan melepas beasiswa
> ini walaupun belajar di LN merupakan salah satu keinginan terbesar saya dan
> saya yakin disana saya bisa belajar banyak.
> Mungkin ada yang bisa share sehingga memberikan saya beberapa perspektif.
> Terima kasih sebelumnya.
>
>
> Regards,
>
> Hardian Prabianto
>
http://id-scholarships.blogspot.com/
===============================
INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com