Tuesday, October 16, 2012

Re: [beasiswa] [Info] Sharing + beberapa tips buat yang akan memulai studi doktoral

 

Masalah yg diinventarisir sangat komprehensif dan mengena. Dapat dijadikan masukan ke Dikti juga. Dan juga kepada universitas pengirim. Kadang2 kita menggeneralisasi bahwa kuliah S3 itu semacam kuliah biasa. Ternyata di lapangan, praktiknya bisa berbeda2.

Hal tersebut yg perlu kita perhatikan baik sebagai calon PhD maupun pengelola.

Salam,
Hendi Unnes

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: Daisy Irawan <daisyirawan@yahoo.com>
Sender: beasiswa@yahoogroups.com
Date: Mon, 15 Oct 2012 23:24:10 -0700 (PDT)
To: beasiswa@yahoogroups.com<beasiswa@yahoogroups.com>
ReplyTo: beasiswa@yahoogroups.com
Subject: Re: [beasiswa] [Info] Sharing + beberapa tips buat yang akan memulai studi doktoral

 

Terimakasih Mas Nicholas atas informasinya.

Saya pernah bercakap-cakap dengan teman yang bekerja sebagai psikolog di international student office di suatu universitas di Australia.  Menurut beliau, kasus attempt to suicide di kalangan international students yang studi doktoral ini lumayan tinggi jika dibandingkan local student .  Masalahnya: mulai dari keuangan (beasiswa tidak mencukupi, terlambat atau diputus), sampai ke cross-culture and expectation misunderstanding dengan supervisor mereka.  

Soal beasiswa terlambat, mungkin sulit kita kendalikan.  Tetapi teman-teman yang berniat studi di LN, sebaiknya mulai mencari informasi yang sejelas-jelasnya mengenai harapan dirinya sendiri, supervisornya, dan tentang perbedaan budaya ini.  Pihak Dikti yang menyediakan banyak sekali beasiswa, juga harus mulai memperhatikan hal ini, dan mempersiapkan mahasiswa Indonesia dengan sebaik-baiknya sebelum studi.

Satu hal yang saya tahu, di Indonesia, kita bisa riset sesuai dengan keinginan kita, dan kecepatan kita.  Tetapi di banyak negara maju, PhD student adalah 'pegawai' profesor/research center/universitas.  Sebagai pegawai, kebebasan yang kita miliki tidak seluas di Indonesia.  Ekspektasi terhadap kinerja kita, juga bisa sangat tinggi.  Apalagi jika profesornya dikejar deadline untuk menyelesaikan proyek dan menghasilkan paten.  Ada profesor yang baik, dan sangat suportif.  Tetapi ada juga jenis profesor yang tidak punya cukup dana penelitian untuk membeli bahan kimia/membiayai penelitiannya, tetapi inginnya beraneka ragam.  

Ada juga profesor yang tipenya adventurer dan proyektor sejati, sehinga mahasiswanya diminta mengerjakan beraneka eksperimen di luar proposal penelitian yang disepakati bersama, sampai kehabisan waktu untuk mengerjakan penelitiannya sendiri.  Susahnya, mahasiswa Asia biasanya rajin, dan cenderung sulit berkata tidak.  Ketika ybs harus mempertanggung jawabkan penelitiannya, baru kelabakan karena tidak punya data yang cukup untuk dirinya sendiri... Ada banyak kasus, mahasiswa seperti ini punya justru seabrek data sampingan, tetapi semuanya bersifat 'confidential' karena eksperimennya merupakan pesanan suatu industri kepada sang profesor.  

Kejadian lain, banyak mahasiswa internasional yang kelabakan karena school/laboratoriumnya tiba-tiba ditutup, profesornya pindah/dipensiun dini karena dianggap tidak bisa mendatangkan cukup dana untuk universitas.  Ini kondisi sangat sulit, apalagi bagi yang berangkat dengan status 'tugas belajar' sehingga tidak bisa dengan mudah pindah ke lain jurusan dan menambah masa studi.  Kasus sang profesor berselisih dengan profesor yang lain, sehingga akses mahasiswa yang bersangkutan untuk bekerja di suatu lab/menggunakan alat tertentu terhambat juga sangat banyak.  Pada posisi ini, mahasiswa internasional seringkali benar-benar stuck, tidak bisa berbuat apa-apa.  Apalagi jika yang bermasalah adalah head of department, atau atasan profesor yang bersangkutan.  Kasus mahasiswa yang harus pindah ke profesor lain, dan mulai riset dari awal, karena profesor pertamanya karena suatu kasus tiba-tiba terkena gangguan jiwa berat juga ada.  Hal seperti ini kan benar-benar kejadian tak terduga, dan tentu saja tidak diharapkan siapapun juga apalagi kalau masa beasiswanya sudah hampir habis.

Bukannya menakut-nakuti teman2 yang sedang mencari beasiswa.  Tetapi sebaiknya kita menyiapkan mental untuk menghadapi hal-hal tersebut, dan tidak dengan mudah menghakimi orang lain yang terpaksa terhenti studinya karena permasalahan-permasalahan yang sudah di luar kendali teman tersebut.

Tetap semangat!!

All the best for Indonesia,

daisy


From: Nicholas Mario Wardhana <mario.wardhana@gmail.com>
To: beasiswa@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 13 October 2012 11:29 AM
Subject: [beasiswa] [Info] Sharing + beberapa tips buat yang akan memulai studi doktoral

Halo,

Sekedar sharing beberapa artikel plus sedikit pengalaman pribadi buat
Bapak/Ibu/Mas/Mbak yang berminat mengambil atau akan memulai studi
doktoral, atau bahkan yang sedang menempuhnya. Mohon maaf kalau
sebelumnya sudah ada yang membagikan artikel-artikel ini.

Jadi saya beberapa waktu lalu menemukan artikel ini:

http://juliopeironcely.com/archives/5-phases-of-phd-motivation-explained-the-roller-coaster-curve.html
,

tentang fase-fase psikologis yang sering dijumpai pada mahasiswa PhD:
1) Uninformed optimism, 2) Informed pessimism, 3) Crisis of meaning,
4) Crash and burn (optional), 5) Informed optimism.

Jadi ingat, saya dulu sebelum memulai studi doktoral punya imajinasi
setinggi langit, bahwa saya akan belajar banyak, belajar tekun,
menulis banyak paper, dan sebagainya. Ternyata selang berapa lama,
saya menemukan bahwa saya tidak sehebat yang saya kira. Waktu itu
problem utama saya programming: saya lambat dalam coding. Ini, lalu
riset yang (waktu itu) tidak kunjung menunjukkan hasil positif, serta
beberapa problem di luar kuliah, sempat membuat saya depresi. Saya
ingat betul pernah curhat di mailing list ini,

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/message/31775 ,

lalu di blog saya, dan setidaknya pernah pingin pulang kampung dua
kali. Menyalahkan orang lain bukan tidak biasa. Akibatnya ya GPA saya
turun (agak drastis malah), dan sekitar 2 tahunan tidak publish paper.
Gawat!

Belajar dari situ, saya pun mulai mengubah pandangan. Mungkin saya
memang tak sehebat mereka yang bisa lulus 3 tahun dengan publikasi
bagus-bagus, tapi saya tetap harus maju, sekecil apapun tiap
langkahnya. Dan saya tidak bisa menyalahkan orang lain lagi. Pada
titik itu, kalau ada yang bisa disalahkan lagi, cuma saya orangnya.
Saya juga memperbaiki pola hidup. Makan teratur. Tidur (lebih)
teratur. Ikut olah raga. Dan hasilnya meningkat. Walaupun saya musti
lulus mundur, saya sejak tahun kemarin ada publikasi lagi, dan tahun
ini sudah jalan-jalan ke negara lain dua kali hehehe.

Jadi malu juga kalau ingat waktu depresi itu. Tapi ya tak apa. Proses
pembelajaran dan pendewasaan diri memang mahal.

Ini ada contoh lain lagi mahasiswa PhD yang mengalami depresi:

http://www.studentdepression.org/studentstories/lauren.php

Saya juga menemukan bahwa problem depresi ini ternyata sangat umum.
Ada artikel Nature yang membahas ini.

http://www.nature.com/nature/journal/v490/n7419/full/nj7419-299a.html

Sayangnya tidak bisa diakses dengan gratis. Saya baca ini beberapa
hari lalu via kampus saya. Intinya kurang lebih adalah bahwa stres,
dengan tanda-tanda yang tertulis di sana, sangat umum di kalangan
graduate students, dan bimbingan konseling penting untuk mahasiswa.
Karena alasan serupa, saya ingin berbagai tentang masalah depresi ini
di sini. Saya pikir ini penting untuk diketahui, bahkan sebelum
memulai studi doktoral, biar kita tidak terlalu kaget kalau harapan
dan kenyataan ternyata berbeda jauh.

Sebagai penutup, ada artikel tentang tips-tips yang bisa dijalani
sebagai mahasiswa doktoral. Salah satunya mungkin agak
killjoy/membunuh harapan: "You Won't Make A (Big) Dent In The
Universe". Tapi pada banyak kasus, saya pikir ini benar. PhD cuma
awal, dan kontribusi yang kita bikin mungkin tidak banyak pada saat
itu. Riset dan dedikasi kita seumur hidup yang akan memberikan
kontribusi lebih banyak. Itu, dan ada beberapa tips lain yang bisa
diikuti, semisal pentingnya networking, menjaga motivasi, dan *garis
bawah* menikmati hidup.

http://www.nextscientist.com/graduate-school-advice-series-starting-phd/

Terima kasih, semoga sukses!

Best regards,
Nicholas Mario Wardhana
http://www.ntu.edu.sg/home/mario.wardhana/

*kembali ke paper*


------------------------------------

INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS:
http://id-scholarships.blogspot.com/

===============================

INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/

===============================

INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    beasiswa-digest@yahoogroups.com
    beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/



__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (4)
Recent Activity:
INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS:
http://id-scholarships.blogspot.com/

===============================

INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/

===============================

INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
.

__,_._,___