Hm...kalau masalah diterima dan tidak diterima kan tidak bisa kita men-judge dengan faktor tertentu. Misalnya, karena masalah rekomendasi.
Setahu saya untuk penerimaan, semua faktor diperhitungkan, mulai dari CV, rekomendasi, motivation letter, financial support dll.
Jadi, kalau mas awid tidak diterima tahun 2008, berarti setahun kedepan, lebih baik secara agregatis dalam semua faktor.
--- Pada Sen, 23/11/09, Fickry Adequate <defickry@gmail.com> menulis:
Dari: Fickry Adequate <defickry@gmail.com>
Judul: Re: Bls: [beasiswa] Re: [BUTUH INFO] Rekomendasi dari dekan yang tidak se dept dan tidak pernah mengajar kita
Kepada: beasiswa@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 23 November, 2009, 6:40 PM
saya kira juga gak harus seribet itu mas Awid. dan ini juga bukan persoalan pragmatisme atau nggak.
betul apa yg disampaikan mas Awid, recommender patutnya mengenal kita secara holistic.
tapi untuk kasus-kasus tertentu di mana para calon awardee blm mengenal dg baik, hal tersebut juga bukan harga mati. apalagi jika dibenturkan dg tenggat waktu yg nggak bisa ditolerir.
saya kira, dg surat pengantar yg menceritakan maksd dan tujuan kita beserta lampiran CV yg komprehensif serta dokumen2 terkait, sudah cukup memberi alasan mengapa kita harus mendapat rekomendasi itu. demikian. :)
2009/11/24 awidya santikajaya <diplomat.ri@ gmail.com> Saya kira gak bisa se-simple itu ya. rekomendasi seharusnya bukan dari orang yang terkenal atau punya nama. tetapi yang justru kenal dekat dengan kita sehingga memang punya "hak" untuk menilai dan merekomendasikan kita. Tahun 2008 saya apply ke universitas di AS dengan menggunakan rekomendasi dari salah satu orang terkenal di Indonesia, tetapi saya hanya 3 bulan mengenal dia. akhirnya saya tidak diterima di AS, salah satu alasannya karena rekomendasi yang kurang kuat. rekomendasi yang kuat adalah rekomendasi yang benar2 bisa menggambarkan sejauh mana intensitas hubungan antara rekomender dan kita (kalo perlu in detail, misal aplikan pernah menjalankan proyek penelitian yang serius), mampu menjelaskan kemampuan dan kapabilitas kita, serta dengan antusias menyarankan universitas menerima aplikan. Pada tahun 2009 saya apply dgn rekomendasi dgn orang yang "tidak terlalu terkenal", tetapi pernah lebih dari satu tahun bekerja sama dgn saya. Alhamdulillah diterima.
Permasalahannya adalah rekomendasi di mata para pencari beasiswa di negara kita hanya dianggap sebagai pelengkap semata. dengan mudahnya, para applicant menulis surat rekomendasi sendiri dan kemudian datang ke rekommender untuk dimintai tanda tangan.
Sikap pragmatis seperti ini harus dihindarkan. Usahakan untuk bertemu beberapa kali dgn rekommender dan berdiskusi panjang lebar mengenai tujuan studi dan apa saja masukan berharga yang bisa dituangkan dlm proposal study atau personal statement. Surat rekomendasi pun harus berdasarkan proses diskusi antara applikan dan rekommender. bahkan, dulu waktu saya apply ke AS, saya bahkan tidak mengetahui isi surat rekomendasi yang diberikan oleh rekommender karena rekommender mengirimkan rekomendasi itu langsung ke universitas.
Salam,
Awidya Santikajaya
SAIS-JHU
2009/11/23 Arip Muttaqien <arip_tiui03@ yahoo.com> Bisa-bisa saja mas,
Saya pernah dapat rekomendasi dari rektor, yang notabene-nya beda fakultas...jelas pula tidak pernah diajar.
Saya juga pernah dapat rekomendasi dari professor di eropa, yang jelas-jelas tidak pernah ktemu, apalagi untuk urusan mengajar.
Goodluck!
--- Pada Ming, 22/11/09, yansen83 <yansen83@yahoo. com> menulis:
Dari: yansen83 <yansen83@yahoo. com>
Judul: [beasiswa] Re: [BUTUH INFO] Rekomendasi dari dekan yang tidak se dept dan tidak pernah mengajar kita
Kepada: beasiswa@yahoogroup s.com
Tanggal: Minggu, 22 November, 2009, 7:25 PM
Saya pernah mengalami hal yang sama.
Pertama, kontak beliau, meminta kesediaannya untuk membuatkan surat rekomendasi. Bila dia setuju, kirimkan CV atau profil diri kamu, terutama point2 yang kamu ingin supaya ditulis oleh Dekan dalam surat rekomendasinya.
Karena dia tidak mengenal kamu, maka isi surat rekomendasi tsb seharusnya sih diambil dari CV / profil, iya ga?
- yansen
--- In beasiswa@yahoogroup s.com, melly melly <mellyphysic40@ ...> wrote:
>
>
> Dear milister,
>
> Saya ingin menanyakan bagaimana harus membuat surat rekomendasi dari seseorang (dekan) yang sebelumnya tidak kenal dan tidak pernah ikut kelasnya karena beda jurusan? (dalam hal ini saya disyaratkan untuk membuat 2 rekomendasi letter, satu dari dekan (selama ini saya belum pernah tatap muka) dan satu lagi dari pembimbing). Saya sudah search google tapi seluruhnya menggambarkan applicant dengan kondisi yang sudah mengenal. Mohon bantuan dan pencerahannya. terimakasih
>
> salam,
>
> Permai
> ------------ --------- ------
> Permai Sari Molyana Yusuf
>
>
> Pondok Sukmajaya Permai
> Blok DV/6 Depok
> Jawa Barat 16412
> Indonesia
> +62 813 8754 2425
> +62 21 770 3180
> ------------ --------- ------
>
>
>
>
> ____________ _________ _________ __
> From: Dono Widiatmoko <D.Widiatmoko@ ...>
> To: beasiswa@yahoogroup s.com
> Sent: Sun, November 22, 2009 1:44:09 AM
> Subject: [beasiswa] [info] PhD Studentships - German Institute of Global and Area Studies (GIGA)
>
>
>
> Ph.D. Scholarships
> International Relations/Internati onal Political Economy and Comparative Area Studies
> German Institute of Global and Area Studies (GIGA)
>
> Universität Hamburg, Regional Powers
>
> Hamburg International Graduate School for the Study of Regional Powers Fundamental shifts within the global and regional architecture of power are expected in the coming decades. However, the new global and regional configurations of the twenty-first century are currently only partially understood. The newly established Hamburg International Graduate School for the Study of Regional Powers analyzes the emerging power shifts among non-European regions and states, related conflicts with respect to regional leadership within these regions as well as competition for spheres of influence, and the global formation of governance structures among new regional powers and the "old" powers of the OECD world. Within the school, applications are being invited for
>
> 8 Ph.D. scholarships
>
> starting 1 April 2010, for a duration of three years. The programme is open to young academics in the fields of international relations/internati onal political economy and comparative area studies. Applicants must have an excellent M.A... or equivalent degree in hand by the time of appointment. We strongly encourage young candidates from abroad to apply.
>
> Interested persons should send a letter of interest, their CV, an abstract and the table of contents of their M.A. thesis or diploma, a longer (max. 10 pages) outline of their planned Ph.D. project, copies of all relevant academic certificates (M.A., B.A., etc.), and two letters of recommendation to the following address: Regional Powers, GIGA German Institute of Global and Area Studies, Neuer Jungfernstieg 21, 20354 Hamburg
>
> The GIGA promotes gender equality and actively encourages applications from women. Among equally qualified applicants, women will receive preferential consideration in those areas in which they are underrepresented.
>
> Further particulars can be found at http://www.giga- hamburg.de/ index.php? file=jobs. html&folder= jobs.
>
> For informal inquiries, please contact PD Dr. Dirk Nabers (nabers@giga- hamburg.de), Head of Research Programme 4: Power, Norms and Governance in International Relations
>
> Screening of applications will begin on 03 January 2010.
>
|
Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! (Gratis) -- Sincerely Yours, -Fickry Adequate- ACICIS Program Assistant (Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies) http://www.acicis. murdoch.edu. au/ Blog: http://defickry. wordpress. com/Facebook: http://facebook. com/fickryTwitter: defickry || YM: ms_fickry Mobile: +62 817 46 1947
|
