Dear all,Pengalaman saya hidup (sekolah) di eropa dengan beasiswa dari negara yg bersangkutan (belanda/NESO), nomional biasiswa yang diberikan persis sama dengan tunjangan (BLT) yang mereka berikan kepada warga negara mereka yang tidak punya pekerjaan. Pada saat sy kesana, saya dalam status telah menikah namun belum punya anak. Waktu masih sendiri di sana, masih bisa saving sampai maksimal 40% dari nilai beasiswa. Namun ketika istri telah di belanda, paling banter bisa saving sampai 20% saja. itupun masih kucing2 ma yg pengelola housing karena kamar yg sy tempati, walaupun cukup luas namun pereuntukannya hanya untuk single. Kalau mau sewa kamar family (istilahnya studio) biayanya bisa 2 sampai 3 kali lipat dari harga kamar biasa, padahal akomodasi itu adalah 50-70% dari total seluruh pengeluaran.selama saya di sana juga (hampir 2 tahun), hanya saya sendiri saja student yang membawa keluarga. Yang lain, bahkan yg program doctoral yg beasiswanya lebih besar malah tidak membawa keluarganya.Persoalannya juga adalah pemerintah belanda masih setengah hati memperlakukakan student sebagai warga negara, sehingga beberapa fasilitas bagi warga negara tidak dapat dinikmati.beda kasusnya kalau sekolah di aussie atau dijepang (sekarang sy lagi Research student di Jepang), beasiswa itu biasanya mengcover keluarga. Selain itu seluruh fasilitas warga negara belanda juga dapat kita nikmati sehingga cost sangat longgar untuk diatur.demikian, wassalamilo
From: "cak.topan@batam.riau" <caktopan@yahoo. com.sg >
To: beasiswa@yahoogroups.com
Sent: Wed, November 4, 2009 4:26:38 PM
Subject: [beasiswa] [BUTUH INFO] bagaimana menghidupi keluarga jika sedang kuliah?
Dear all;
sudah setahun lebih mengikuti milis ini, mungkin ini kali kedua saya mengirimkan email ke forum ini.
saya 32 tahun, pekerja swasta berminat mengikuti salah satu program beasiswa di Eropa.
sekarang ini, saya sudah mendaftar pada 2 universitas. Tinggal dijalanin saja step-by-stepnya. ^_^
ini problem yang saya rada susah cari pemecahannya dan saya berharap mendapatkan sedikit pencerahan disini.
Kolega2 di sekitar saya juga bingung jawabnya, karena ga ada yang pengalaman.
Ceritanya, saya adalah bapak dari 2 anak. Istri saya cuma ibu rumah tangga yang seneng bikin dan jual kue. Alhamdulillah, laku tapi sepertinya belum bisa dijadikan sandaran hidup.
Namun begitu, istri saya merestui dan mendukung cita2 saya untuk melanjutkan pendidikan.
Bayangan saya, beasiswa diberikan pada penerimanya saja dengan deal2 tertentu. Sedangkan keluarga tidak ditanggung. Betul begitu?
Dari beberapa kasus yang saya temukan (baca2 disini juga dan tanya2 teman), memang keluarga ada yang ditanggung, ada juga yang tidak.
keluarga kami sih siap dengan konsekuensinya. walaupun begitu, saya ya berpikir apa ya boleh kerja di sana?
jika boleh, seinget saya ya terbatas. jika terbatas, tentunya pemasukan ya terbatas.
Adakah dari anda punya kesamaan situasi dengan saya? dan bagaimana pengalaman2 anda semua yang sudah berkeluarga mengatasi hal ini?
sekali lagi, saya adalah pegawai swasta yang mana akan mengundurkan diri juga jika memang mendapatkan beasiswa tersebut. sehingga, pendapatan otomatis putus.
Matur nuwun atas sharing bapak/ibu/mas dan mbak sekalian.
--
Mr Anggiet Yoga Ariefianto
Post Nargis Cyclone Coordination Manager
ASEAN HTF
Yangon
Union of Myanmar
http://id-scholarships.blogspot.com/
===============================
INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com