University of Wollongong- Australia
Del Polytechnic of Informatics- Laguboti Indonesia
From: Ahmad Yudanto <ahmad_ydt@yahoo.
To: beasiswa@yahoogroup
Sent: Monday, December 24, 2007 11:22:37 PM
Subject: [beasiswa] [OOT][curhat] Beasiswa doktor LN dari dikti
Rekan milis,
Perkenankan saya curhat ttg hal yang saya alami.
Saya, salah seorang dosen yang telah mendapatkan kesempatan belajar di LN dg beasiswa parsial dari universitas di LN. Bantuan yang kami dapatkan berupa gratis biaya kuliah dan tinggal di asrama kampus. Sedangkan living cost kami dapatkan dari skema bekerja paruh waktu sbg asisten peneliti yang semuanya jauh dari batas cukup bagi kami.
Saat mendapatkan informasi tentang adanya program beasiswa doktor LN dari Dikti, saya sangat bersyukur sekali dan ini merupakan kesempatan emas untuk bisa mendapatkan bantuan. Akhirnya saya mengajukan diri untuk mendapatkan beasiswa itu dg cara meminta rekomendasi dari advisor saya dan setelah itu saya kirim semua berkas yang diminta ke universitas asal saya di Indonesia.
Berkas yang saya kirim tersebut pun akhirnya oleh univeritas di Indonesia disetujui pula untuk diajukan ke Ditnaga sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab dalam seleksi ini.
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Saat mendapatkan informasi lewat milis ini bahwa akan ada seleksi wawancara di Indonesia tanggal 28 Nov, kami pun senang dan menunggu harap-harap cemas. Namun setelah kami kontak ke universitas kami di Indonesia ternyata nama saya tidak ada dalam daftar yang ikut tes wawancara tanggal 28 Nov 2007. Selidik punya selidik ternyata berkas yang kami kirimkan dari universitas kami di Indonesia itu tidak masuk ke kantor Ditnaga alias berkas tersebut hilang. Informasi ini kami dapatkan langsung dg cara menelpon. Terus-terang kami kecewa akan kejadian ini.
Setelah itu kami diminta kirim ulang lagi berkas tsb. Meskipun dengan hati yang masih agak dongkol akhirnya kami buat lagi semua dokumen tsb. Bagaimana repotnya kami harus kirim semua dokumen yang diminta dari mulai surat rekomendasi pembimbing S2, pembimbing S3, Form PhD program dan lain-lain dokumen yang diminta. Untungnya ada bbrp dokumen yang sempat saya fotocopy, jadi tinggal kami fotocopy ulang lagi.
Akhirnya kami kirimkan dokumen tsb dari LN ke universitas kami di Indonesia.
Universitas kami pun telah membuatkan surat pengantarnya melalui Pembantu Rektor 1 dan kmd mengirimkan dengan menggunakan jasa Pos Express.
Sengaja kami gunakan jasa pos express agar bisa segera sampai (sesuai dengan permintaan Dikti) dan bisa dilacak keberadaan surat tersebut lewat internet.
Ternyata baru saja saya mendapatkan informasi bahwa wawancara tahap 2 akan dilaksanakan tanggal 29 Desember 2007, dan lagi-lagi nama saya tidak masuk dalam daftar yang dipanggil untuk wawancara tsb.
Akhirnya dg rasa penasaran, saya hubungi ke Ditnaga dan mendapatkan informasi bahwa dokumen yang kami kirim dari kampus tidak ada dalam daftar mereka, artinya dokumen kami pun telah bernasib sama spt dokumen kami yang lalu.
Mungkin bagi saya ini namanya kurang beruntung krn sdh 2 kali dokumen kami hilang. Namun sungguh suatu "keajaiban" bahwa tenyata di jaman seperti ini, problem spt ini masih saja terjadi.
Saya kira sungguh beruntung bila rekan2 yang apply utk skema beasiswa ADS misalnya yang harus minta persetujuan Dikti terlebih dahulu sebelum diteruskan ke ADS Jakarta dan bisa dipanggil krn memenuhi syarat administrasi. Ribuan orang yang daftar, dan bagaimana rumitnya. Bisa jadi ada bbrp dokumen yang hilang, nyasar dll.
Selain itu pula, perlu disampaikan pula bahwa skema beasiswa ini mensyaratkan untuk melampirkan Notice of Admission dari univ di LN selain surat rekomendasi dari advisor. Semua berkas paling lambat masuk ke Ditnaga tgl 1 Oktober 2007. Menurut analisa saya, ini jelas mengandung pengertian bahwa calon yang akan apply beasiswa ini harus sdh diterima di universitas di LN. Padahal fall semester sdh di mulai sjk September. Jadi ada kemungkinan rekan2 yang sdh menerima Notice of Admission sdh berangkat ke LN atau pun karena terpaksa masih menunggu seleksi beasiswa ini, meminta univ di LN untuk mengundurkan pendaftarannya sampai semester berikutnya, dan harus menunggu tes beasiswa Dikti yang belum jelas dapat atau tidaknya.
Terus-terang, hal ini agak aneh bagi saya !!!
Mohon perncerahan rekan2 sekalian.
Mudah2an kejadian serupa, cukup saya saja yang mengalaminya. Lain kali saya akan berpikir ulang untuk mengikuti skema seperti. Bukannya saya "nglokro", tidak sama sekali, tapi saya tidak mau waktu, pikiran, tenaga dan juga uang terbuang percuma.
Justru karena kejadian ini, timbul semangat saya yang lain agar segera lulus dari prog PhD dan segera mengambil kesempatan postdoctoral fellow. Mohon maaf bila saya kelak nanti tidak termotivasi untuk segera kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan semua program di LN. Menurut pendapat saya, saya kira itu wajar. Toch saya pun tidak terikat oleh beasiswa dari dalam negeri yang mengharuskan segera pulang dan segera mengabdi. Sekali lagi mohon maaf ini hanya sekedar curhat saya......sekali lagi hanya curhat dan mudah2an bisa menjadi hikmah bagi kita semua. Aamin.
Terima kasih bpk/ibu moderator yang telah mengijinkan saya untuk bs posting di milis ini.
Kurang lebihnya mohon maaf.
Salam
AY
------------ --------- --------- ---
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
[Non-text portions of this message have been removed]
http://id-scholarships.blogspot.com/
===============================
INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe