From: hadisoemartopanji <hadisoemartopanji@yahoo.com>
To: beasiswa@yahoogroups.com
Sent: Mon, May 30, 2011 4:02:39 PM
Subject: [beasiswa] Re: [Butuh info] butuh saran ttg Beasiswa Ke Jepang
Dear Asti,
Saya kurang sependapat dengan rekan Subkhi, menurut saya Asti sudah punya motivasi itu, walaupun belum fokus. Saya pikir itu normal kok. Hidup ini kan seperti riset S3, untuk dapat proposal yang baik kita harus revisi berkali-kali. Setelah proposalnya jadi, risetnya harus gagal berkali-kali dulu sebelum bisa ditulis jadi disertasi. Setelah jadi disertasi pun hanya satu-dua yang bisa masuk Nature atau Science, sisanya publish di jurnal lain (fyi, 'Nature, Science dan jurnal lain' cuma simplifikasi ya.. :p) atau cuma 'duduk manis' di rak perpustakaan. (Eh, kok jadi saya yang curhat ya?)
Anyway, rekan Subkhi benar adanya kalau cuma untuk 'mengunjungi' Jepang ada banyak cara, yang paling mudah ya traveling (fyi, buat saya, kuliah S3 itu lebih mudah dari berwirausaha). Apalagi kalau Anda benar2 cuma ingin berkunjung satu kali seumur hidup, Anda tidak perlu buru2. Sekarang, usia harapan hidup orang Indonesia rata2 71 tahun, jadi mungkin Asti punya waktu sekitar 50 tahun untuk mewujudkan mimpi itu. Hehehe. Just kidding!
Yang berikut ini serius:
Asti tidak perlu putus asa ya. We all make mistakes. Saya pikir yang perlu Asti lakukan sekarang adalah merenungkan nasib studi yang sekarang. Maju terus atau ganti haluan? Komunikasikan uneg2 Asti ini ke orang tua. Saya yakin orang tua menginginkan yang terbaik buat Asti tapi mungkin mereka tidak 'ngeh' kalau yang terbaik itu mesti diputuskan oleh Asti sendiri. Atau mungkin Asti yang tidak 'ngeh' kalau yang sekarang dimiliki sudah yang terbaik? Saya tidak tahu, silakan direnungkan dulu.
Karena Asti mengikuti dan menulis email ke milis beasiswa, saya yakin Asti memang punya niat, i.e. motivasi, untuk mendapat beasiswa ke Jepang. Kalau tidak, pastinya Asti sudah bergabung dengan milis 'wisata'. Memang betul beasiswa2 yang sering kita dengar itu sangat menonjolkan kebutuhan IPK, malah ada lo beasiswa yang minta IPK minimal 3.5. Sayang sekali, ya? (Bersyukur sekali orang tua kita tidak seperti itu kan?) Tapi jangan kecil hati dulu. Teman Asti kan bilang 'IPK merupakan pertimbangan penting bahkan utama', tapi dia tidak bilang IPK adalah pertimbangan 'satu-satunya' kan?
Dear Asti, IPK tinggi tidak artinya kalau didapat dari mencontek atau sekedar menghapal jawaban soal ujian tahun lalu. That being said, IPK sebenarnya merupakan alat untuk mengukur sejauh mana seseorang berhasil mempelajari suatu materi perkuliahan (alat ukur yang jauh dari sempurna, I must say, dan tidak selamanya berarti 'prestasi'). Jadi, ini saran konkrit saya:
1. Di semester 6 ini, usahakan perbaiki IP dan IPK (kalau memungkinkan ambil remedial atau semacamnya) sebisa mungkin ke minimal 3.0. Tapi, seperti yang saya tulis di atas, don't do it for the sake of IPK! Perbaiki IPK dengan cara meningkatkan pengertian Asti terhadap materi kuliah yang diambil. Belajarlah lebih dari sekedar untuk menjawab soal ujian. Learn for your life!
2. Ada banyak jalan menuju prestasi di luar IPK (satu yang paling saya tidak suka: juara lomba debat). Asti sudah semester 6, jalan terdekat menuju prestasi dan exchange adalah menyusun skripsi yang serius dan menarik. Saya harus memperingatkan lho: this is very hard! Hanya untuk orang yang berani menerima tantangan.
3. Ada banyak jalan menuju prestasi di luar sekolah (S1). Kalau Asti ingin menyelesaikan sekolah yang ini, saya sarankan selesaikanlah secepat-cepatnya. Tidak ada alasan menghabiskan lebih dari 4 tahun di jenjang S1. Move on! Prestasi di tempat kerja, prestasi di jenjang S2, prestasi di lingkungan, semuanya bisa membawa siapa pun menjadi penerima beasiswa. Don't give up!
4. Saya juga pernah patah semangat karena 'down payment' yang nampaknya besar sekali. Untuk sekarang, jangan terlalu dipikirkan deh. Tetap berusaha sampai ke titik di mana segala sesuatu menjadi di luar kekuasaan kita. Biarpun 'nanti' harus bayar ini itu, isi saja dulu formulirnya. Gratis kan? Who knows...
5. Siapa bilang orang tidak bisa berwisata dengan beasiswa? But first, get the beasiswa. ;)
Salam,
Panji
--- In beasiswa@yahoogroups.com, "Muhammad Subkhi S." <ikkinozuku@...> wrote:
>
> Dear asti,
> Menurut saya motivasi anda kurang kuat. Kalo cuma pengin mengunjungi Jepang anda bisa mulai menabung saat ini atau anda bisa berwirausaha hingga anda memiliki uang yang cukup untuk berwisata ke Jepang.
> Beasiswa hanya untuk yang hendak menuntut ilmu dan yang membutuhkannya. Kalau anda mencari beasiswa hanya untuk berwisata berarti anda berniat menyelewengkan amanah. Jadi saya sarankan anda mengubah motivasi anda terlebih dahulu.
> (No offense)
> Masih belum terlambat untuk mempersiapkan segalanya. Setelah anda lulus, Monbukagakusho G to G dan U to U serta Panasonic siap menanti.
>
> Salam hangat,
>
> =================================
> Keep moving forward for the bright future
> ----------------------------------------------------------
> Connected by MOTOBLURĂ¢„¢ on Motorola DEXT
> =====================================
>
> -----Original message-----
> From: asti <asti.yulia@...>
> To: beasiswa@yahoogroups.com
> Sent: Wed, May 25, 2011 03:45:06 GMT+00:00
> Subject: [beasiswa] [Butuh info] butuh saran ttg Beasiswa Ke Jepang
>
> Dear Milister^^
> Selama ini saya cuma menjadi pembaca di milist ini, dan sekarang tergerak buat posting melihat respon yg baik antar member..mohon bantuannya ;)
> mungkin awalnya ingin share, saya mahasiswa di Universitas Negeri yg lumayan terkemuka. Sejak SMA, saya sangat ingin ke Jepang. Namun niat saya untuk masuk sastra jepang, terhambat oleh perijinan orang tua. Sekarang saya masuk jurusan yg sebenarnya kurang saya minati, jujur di awal perkuliahan saya agak kurang serius menjalaninya. Namun ketika mendengar ada beasiswa exchange ke Jepang dan ternyata Jurusan saya juga bisa ikut serta, terdapat penyesalan yg teramat sangat dalam diri saya :'(. Saya tidak percaya diri dengan IPK saya sekarang. Mendengar pengalaman teman sejurusan saya (sekarang ia telah berada di Jepang) IPK merupakan pertimbangan penting bahkan utama bagi universitas saya. Karena diliputi beberapa ke khawatiran, diantaranya: 1.persyaratan beasiswa ke jepang yg ribet dan memakan biaya (medical check up, translate ijazah, TOEFL iBT,dll) 2. Adanya kemungkinan dana awal yg dibutuhkan besar (sempat terdengar kbar bahwa tiket pesawat ditanggung sendiri)
> Saya kini enggan mengikuti program exchange dari universitas saya.
> Namun, jujur..saya sangat ingin mewujudkan mimpi saya yang satu itu. Setidaknya saya bisa mengunjungi negeri sakura itu sekali dalam seumur hidup. Apakah mungkin ada jalur lain selain exchange yg bisa saya coba (terutama yang 'short term') untuk ke Jepang?
>
> Terdengar berlebihan mungkin, tapi jujur saya sangat bingung apa yang akan saya lakukan mengingat sekarang saya sudah semester 6.
> Terimakasih sebelumnya..
>
> Best Regards,
>
http://id-scholarships.blogspot.com/
===============================
INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com