Hi, saya tidak punya pengalaman dengan mencari supervisor dan tidak membuat proposal penelitian ketika melamar sponsorship. Saya hanya diminta membuat semacam essay apa mau saya dengan sekolah di US. Setelah diterima baik beasiswanya maupun sekolahnya, tanpa setahu saya, oleh sekolah saya di sini sudah dipilihkan seorang advisor untuk saya. Bukannya saya mencari advisor, eh, yang terjadi malah advisor mencari saya, karena waktu itu beliau lagi di Indonesia dan pengen ketemu. Namun demikian, dengan ketemu advisor meskipun hanya lewat emails, beliau jadi tahu mau saya apa, berapa lama sekolah saya dibiayai dan apakah penelitian akan dibiayai oleh sponsor. Saya sampaikan bahwa sponsor saya tidak menyarankan saya pulang ke Indo untuk mengambil data, karena tidak ada dana. Kata teman-teman senior saya di sini, dengan mengetahui apa mau saya, beliau jadi bisa ikut menginfokan seminar-seminar di luar kampus (dan luar US) yang bisa menunjang maunya disertasi saya nanti, walaupun masih ada kemungkinan topik disertasi akan sedikit bergeser nantinya (beliau sangat maklum dan bahkan mengingatkan bahwa topik disertasi masih bisa berubah). Selain itu, masih kata senior saya, juga terbuka kesempatan bagi saya untuk memperoleh tambahan dana penelitian bahkan perpanjangan masa studi melalui organisasi bertaraf internasional yang beliau kelola, yang juga beroperasi di Indonesia. Ketika saya register untuk ikut coursework semester pertama, beliau ngasih komentar tentang mata kuliah pilihan saya. Maksudnya agar menunjang disertasi saya nanti. Dan walaupun beliau masih di China dan saya sudah di US, telfon-telfonan dan email-emailan dengan beliau ternyata sangat membantu proses registrasi saya. Jadi, sebaiknya cepat-cepat cari supervisor. Mereka sangat helpful, kok. Dapet supervisor/advisor tu masih banyak untungnya daripada buntungnya. Semoga membantu, Sri
--- On Sun, 8/23/09, Azzahra Khairunnisa <azzahrakhairunnisa@ rocketmail. com> wrote:
From: Azzahra Khairunnisa <azzahrakhairunnisa@ rocketmail. com>
Subject: [beasiswa] [BUTUH INFO] Kenapa mesti cari supervisor utk PhD di USA?
To: beasiswa@yahoogroup s.com
Date: Sunday, August 23, 2009, 8:40 PM
| Dear semuanya, Sambil menunggu pengumuman hasil interview Fulbright, saya dikasih "warning" oleh AMINEF Jakarta agar segera mencari supervisor untuk disertasi PhD saya (dalam bidang bisnis). Sepengetahuan saya, bukankan untuk tahun pertama dan kedua mahasiswa S3 di USA hanya course saja? Kenapa pula mesti mencari supervisor saat ini? Bukankah research topic justru dapat didiskusikan selama kita mengikuti course sambil mencari supervisor yang tepat? Apa gunanya pula mencari supervisor kalo ternyata nanti setelah disana ternyata topik yang diangkat dianggap kurang pas? Jadi sepemahaman saya, mencari supervisor kok kurang relevan ya untuk saat ini. Mohon sharing dari teman2 yang ambil PhD di USA atau awardee Fulbright untuk PhD. . In the middle of confusing, Zahra | ____________ _________ _________ _________ _________ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail. yahoo.com
|
